Rabu, 02 September 2015

Di Dapat Tapi Berbeda #13

Ada sebuah cerita semoga bagi yang membaca dapat merasakan pula.
Sebuah kisah tentang dua remaja, sebut saja Haryo dan Hilda.
Mereka mulai berkenalan sejak masa smp, di mulai dari kelulusan si Haryo yang berkunjung ke sekolahnya Hilda, Haryo dan Hilda berbeda sekolah dan berbeda angkatan.
Suatu ketika mereka mulai tau nama masing-masing dan bertukarlah nomer handphone, memulai sebuah pesan singkat yang menanyakan kabar, sedang apa, sudah makan atau belum, dan sebagainya.
Selang beberapa lama timbul lah perasaan yang berbeda dari diri Haryo, terus menerus rasa itu semakin kuat, semakin besar, dan semakin takut untuk kehilangan, namun haryo tetap menahan rasa yang dia miliki, dia tidak ungkapkan langsung kepada hilda.
Kira-kira sekitar hampir satu tahun rasa itu tidak pula di ungkapkan Haryo karna haryo lebih nyaman menjadi teman dekat lantaran takut Hilda pergi karena Haryo menyukai dia.
Haryo pun masih sering mengirimkan pesan singkat (SMS) kepada Hilda dan terus berlanjut, ketika sedang asyiknya mereka berbalas-balasan pesan dan Hilda pun memberitahu bahwa dia sudah memiliki hubungan dengan orang lain dan Haryo pun tak membalas pesan dari Hilda, alangkah sakitnya perasaan yang Haryo rasakan, patah hati, pedih, kecewa dan berharap bahwa itu hanyalah mimpi.
Mereka masih tetap menjalani hubungan sebagai biasa, dan hubungan Hilda dengan kekasihnya terus berjalan hari ke hari, minggu ke minggu, dan bulan ke bulan.
Ketika itu timbullah perasaan rindu Haryo kepada Hilda karna sudah lama tidak berjumpa, Haryo pun memberanikan diri untuk bertemu dengan Hilda dan kekasihnya, mulai berkenalan  si Haryo dengan kekasih Hilda dan akhirnya mereka asik berbagi cerita satu sama lain, dan di kemudian hari Haryo masih ingin bertemu dengan Hilda dan berharap Hilda tidak dengan kekasihnya namun pengharapan Haryo pun berbeda dengan yang dia harapkan dan betapa beraninya Haryo bertemu kembali dengan Hilda dan kekasihnya.
Dan ketika itu Kekasih Hilda menjauhkan Haryo dan Hilda karna takut mereka berjalan lebih dari sebatas teman. Jauhlah Haryo dan Hilda dengan waktu yang cukup lama sekitaran dua tahun dan Haryo pun masih menyimpan perasaan yang sama dari waktu itu.
Lama kelamaan perasaan Haryo pun pudar kepada Hilda namun tak disangka bahwa Hilda masih mengingatnya dan setelah lama berpisah Hilda pun mengirim sebuah pesan kepada Haryo melalui jejaring sosial, Timbul kembali perasaan Haryo dalam sekejap dan terus berlanjut pesan-pesan itu tanpa lama Haryo menanyakan bagaimana hubungannya.

Haryo : Gimana hubungan kamu dengan kekasihmu ?
Hilda : Sudah tidak ada hubungan lagi kok sejak tiga bulan lalu.

Tanpa banyak tanya Haryo pun memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada Hilda.

Haryo : Yasudah kalo begitu gimana kalo kamu jadi kekasih aku?
Hilda : kakak jangan bercanda deh, kita juga baru kontek-kontekan lagi.
Haryo : ya memang kenapa? kalo aku mau kamu jadi kekasih aku?
Hilda : Gapapa sih kak, cuma aku kan baru tiga bulan putus dan aku gamau pacaran dulu, aku mau fokus buat nanti kuliah.
Haryo : aku gak perduli, kamu tau gak kalo aku itu punya perasaan dari dulu sampai kamu menjalin hubungan dengan orang lain, dua tahun lebih aku nunggu kamu.
Hilda : kenapa kakak gak bilang dari awal?
Haryo : kakak cuma gamau nyakitin hati kamu aja, kakak malu ngungkapin perasaan itu
Hilda : kenapa harus malu? toh kakak bener-bener serius ada perasaan sama aku kan?
Haryo : iya, terus apa kamu mau jadi kekasih aku ?
Hilda : Maaf kak, aku mau fokus buat nanti kuliah dulu
Haryo : Kamu tolak aku secara halus ? buat apa kamu beri aku kabar kalo kamu malah membuat patah hati aku lagi ?
Hilda : bukan gitu kak
Haryo : terus apa ?
Hilda : sebenernya aku mau tapi kakak bener-bener serius gak sama aku ? gak buat patah hati aku kan ?
Haryo : iyalah serius, untuk apa aku tunggu kamu dua tahun lebih ?
Hilda : Yaudah iya kak iya
Haryo : Intinya apa ? Kamu mau jadi kekasih aku ? Aku begini karna aku takut keduluan orang lagi.
Hilda : iya kakak aku mau kok jadi kekasih kakak

Mulailah mereka menjalin kisah cintanya, namun hubungan yang mereka jalani itu hubungan "back street" hubungan yang dimana Berbeda dengan yang diharapkan Haryo, karna hubungan yang diharapkan Haryo iyalah hubungan yang jelas, ingin mengenal orang tuanya, dan bisa main di kediaman Hilda, apa daya Haryo dalam back street ? Namun Haryo tatap menjalani hubungan itu dengan baik, tak perduli karna Haryo memang benar-benar mencintai Hilda, mereka pun flashback masa lalu dikala berteman dahulu, bercanda, bermesra-mesraan, hari demi hari, dan minggu demi minggu dan bulan demi bulam hubungan mereka terus berjalan hingga sampai akhir enam bulan mereka menjalin cinta. Haryo menemukan dijejaring sosial bahwa Hilda memulai pembicaraan terlebih dahulu dengan mantan kekasihnya, maka timbullah Haryo menilai bahwa Hilda genit dan merindukan bahkan masih mencintai mantan kekasihnya, karna itu Hilda semakin lama semakin tidak perduli dengan Haryo, pengorbanan Haryo tidak dibalas dengan pengorbanan melainkan dengan kekecewaan, keperdulian Haryo hanya sebagai hiburan dalam hidupnya, kasih sayang yang tulus dibalas dengan hati yang terluka dan Haryo yang saat itu mulai terbawa suasana dan emosi makan berakhirnya hubungan mereka.

Haryo : Selamat pagi cinta
Tidak ada balasan sama sekali dari Hilda, beberapa jam kemudian ada sebuah pesan dijejaring sosial, ternyata pesan itu dari Hilda.

Hilda : Maaf ya yang, aku lupa ngabarin kamu
Haryo : Kamu kemana ? aku sms dari pagi kenapa bales via sosial media ? Kamu engga sms aku pagi-pagi
Hilda : Aku lupa bawa handphone, lagian engga ada sms sih tadi, pas banget handphone lagi aku cas jadi lupa deh.
Haryo : oh gitu, kamu engga perduli sama aku ? sampai-sampai kamu lupa kasih kabar ke aku
Hilda : Engga gitu, aku lupa pas mau pergi bawa handphone, kan handphone aku lagi di cas
Haryo : Karna aku engga sms kamu pagi-pagi jadi kamu lupa ? kamu engga mau sms aku duluan ?
Hilda : Terserah kamu lah
Haryo : Kamu kenapa mulai genit sama mantan kekasih kamu ?
Hilda : Genit apasih ?
Haryo : Kamu mulai pembicaraan duluan, dan kamu asyik berlanjutan dengan dia!
Hilda : Aku cuma engga mau dibilang sombong aja
Haryo : Hargain aku sedikit sebagai kekasih kamu dong, waktu itu kamu nurut sama mantan kekasih kamu buat jauhin aku, tapi kenapa kamu engga nurut sama aku ? aku kurang apa ? aku gak larang kamu smsan, main sama cowo-cowo lain karna aku tau itu teman-teman kamu. aku cuma larang kamu buat engga hubungin mantan kekasih kamu aja yg udah ngejauhin aku sama kamu waktu itu.
Hilda : Ya emang kamu engga pernah larang aku, tapi aku mulai duluan cuma iseng
Haryo : Kamu masih sayang sama aku ?
Hilda : Masihlah, atau kamu yg udah gak sayang sama aku ?
Haryo : Hati aku udah terlalu sakit liat di sosial media kamu berbincang dengannya!
Hilda : Terus mau kamu apa ? kalo mau putus bilang aja kali
Haryo : Aku datang baik-baik dan aku pergi baik-baik, semoga kamu dapet kakasih yang lebih baikdari aku, terimakasih udah jadi kekasih aku enam bulan dan terimakasih udah buat patah hati aku lagi
Hilda : Iya kamu juga, sama-sama

Tanpa ada penyesalan sedikit dari Haryo pergi dari hati Hilda, dan Hilda masih terbayang akan Haryo, masih menyimpan kenangan mereka berdua. Sungguh sakit, sungguh perih, karna apa yang diharapkan cinta Haryo itu tidak sesuai dengan keinginannya.

Cukup sampai disini cerita dari Haryo dan Hilda.

Jumat, 14 Agustus 2015

Dulu dan Sekarang

Saya miris ketika melihat anak-anak sekarang yang menjual nama orang tuanya, sedikit cerita :

"Dulu kira-kira tahun 70an (kurang lebih) cuma orang kaya yang sering nongkrong, bertingkah, nakal, sembarangan dan walau dipenjarapun dia masih tetap kaya karna orang tuanya.
Dan lihat sekarang yang bertingkah seperti itu siapa ? orang susah, orang miskin, orang yang gak pernah kasian liat orang tuanya cari uang susah payah, apa dengan cara seperti itu orang susah bisa menjadi kaya ? engga bung!
Dahulu penjara itu mayoritas hanya orang kaya, dan sekarang siapa yang mayoritas didalam penjara ?
Pikirkan baik-baik, kasihanilah orang tua kalian, do'akanlah orang tua kalian, apa belum cukup masa muda dibuat selalu hancur, selalu hitam ? sampai kapan ? sampai mata tidak dapat melihat, sampai kuping tidak dapat mendengar, sampai mulut tidak dapat berbicara atau sampai tubuh ini tidak bernyawa lagi ?"

Saya hanya bisa berkata seperti ini, karna saya dulu juga seperti itu, ketika sendiri' apa yg harus saya lakukan ? saya hanya bisa merenung, menangis, menyesal apa yang saya lalukan, orang tua yang tak lagi muda, yang tak lagi kuat dan kini hanyalah orang tua yang lemah.

Hati nurani selalu ingin membahagiakan orang tua, namun apa daya saya tidak bisa berlaku seperti itu kepada 1 orang tua saya, beliau telah dulu meninggalkan saya dan keluarga, hati yang terus menyesal, hati yang terus menangis karna tidak bisa memberikan apapun kepadanya, ketika itu saya pun ingin berputar haluan, dari warna hitam dan mencari titik putih.

Perubahan yang saya alami kini sungguh membawa saya kedalam rasa haru, rasa yang ingin saya ungkapkan kepada semua orang "beruntunglah seorang anak yang mampu membuat senyum orang tuanya, memberi hasil jeripayah yang ia kerjakan, dan berjuang membahagiakan orang tua"

Hai kawan, sadarlah betapa beruntung kalian yang masih mempunyai orang tua yang komplit, saudara yang lengkap dan kebahagian yang menyelimuti, tidak seperti saya yang hanya menyisahkan 1 orang tua, kesedihan yang saya alami ini mungkin orang banyak merasakan namun tidak banyak orang itu mengalami perubahan untuk ke jalan yang baik, ke pemikiran yang positif.

Hanya do'a yang bisa saya berikan kepada orang tua saya yang sudah tiada, karna diantara amal yang tidak terputus itu adalah do'a anak-anak sholeh.


Terimakasih sudah membaca, saya mengharapkan kritik dan saran kawan-kawan semua.